PortalMagetan.com – Pemberontakan PKI di Magetan pada September 1948 terus menebar ancaman dalam mewujudkan mimpinya.
Namun sayang impian yang dibangun dari kekejaman, air mata dan darah para pejuang penjaga NKRI tak pernah mampu mengubah idiologi bangsa Indonesia tercinta ini.
Meski begitu PKI 1948 terus menyasar para kyai, ustad di Magetan untuk diculik. Kali ini giliran kyai dan ustad di Pondok Pesantren PSM Takeran, ponpes terbesar di Magetan saat itu.
‘’Siang itu, usai salat Jumat, tanggal 17 September 1948, ‘’ ungkap Kyai Zakaria dikutip dari Buku Banjir Darah para Kyai, Santri dan Penjaga NKRI.
Kyai Zakaria mengatakan saat itu dirinya melihat sebuah mobil masuk komplek pesantren. Saa itu dia sedang berjalan ke arah timur usai dari Majid menuju rumah Kyai Imam Mursyid.
‘’Rupanya, penumpang mobil itu berhenti untuk menculik Kyai kami,’’ katanya
Kata dia, jalan di luar komplek PSM Takeran telah dikepung pasukan PKI tujuannya tentu berjaga-jaga jika ada perlawanan dari dalam pesantren. Para santri dan murid masih berkumpul di serambi masjid.
‘’Kami hanya bisa melihat kyai panutan kami dijemput paksa oleh dua orang PKI, pimpinan Suhud,’’ tegasnya