Selat Muria Akan Muncul Lagi? Badan Geologi Sampaikan Pandangannya, Singgung Proses Geologi Dahsyat

- 22 Maret 2024, 12:15 WIB
Dahulu wilayah Demak dan sekitarnya adalah lautan Selat Muria. Badan Geologi ungkap temuannya terkait Selat Muria
Dahulu wilayah Demak dan sekitarnya adalah lautan Selat Muria. Badan Geologi ungkap temuannya terkait Selat Muria /Papermapx/YouTube

PortalMagetan.com – Selat Muria tak akan muncul lagi kendati terjadi penurunan  tanah di kawasan pesisir Demak Jawa Tengah yang mencapai kisaran 5-11 centimeter pertahun. Pendapat itu disampaikan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait fenomena banjir besar di Jawa Tengah yang dikatkan dengan Selat Muria.

"Meskipun terjadi penurunan tanah di daerah Demak dan sekitarnya, Selat Muria bukan berarti akan terbentuk kembali dalam waktu dekat," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangannya.

 Wafid menjelaskan wilayah pantai atau dataran pantai merupakan wilayah paling dinamis yang dibentuk oleh proses geologi, kondisi oseanografi, dan klimatologi.

Baca Juga: Tiba di Semarang, Jokowi Tinjau Banjir Demak,Ini Instruksi Presiden ke PUPR Terkait Tanggul Sungai Wulan

 Secara umum proses pembentukannya masih berlangsung hingga saat ini melalui proses-proses transportasi, pengendapan dan konsolidasi sedimen, sehingga rawan terhadap bencana banjir rob, penurunan tanah, dan abrasi.

 Penelitian Badan Geologi mengungkapkan daerah Demak dan sekitarnya secara umum didominasi dan disusun oleh endapan kuarter berupa endapan aluvial pantai atau aluvium. Hasil survei geofisika bawah permukaan yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan ada sedimen bersifat lunak dan tebal.

Hal itu dibuktikan dengan pemboran di dataran aluvium hingga kedalaman 100 meter didominasi oleh lapisan lempung lunak dalam kondisi normally consolidated dengan sedikit sisipan pasir lepas.

Baca Juga: Catat Tanggalnya, Kendaraan Besar Bakal Dilarang Melintas di Tol Jakarta Ciawi-Puncak Bogor,Ini Ketentuanya

"Kondisi itu menyebabkan mudah mengalami pemampatan alamiah maupun pemampatan karena beban antropogenik yang dikerjakan di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tanah," katanya.

Halaman:

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x