Menginggat banyak negara lain yang ingin belajar kepada Indonesia tentang bagaimana mengelola keberagaman, khususnya di bidang agama.
“Belum lama Pokja diundang ke Abu Dhabi, ternyata negara-negara Arab butuh juga tentang konsep Moderasi Beragama. Apa yang sudah dicapai oleh bangsa ini dalam hal kerukunan, harus kita syukuri dan kita rawat sebaik-baiknya,” jelasnya.
Imam berharap para Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI), terutama pada jenjang SMA/SMK, dapat menjadi mitra strategis dalam pengarusutamaan Moderasi Beragama di sekolah.
Guru PAI SMA/SMK dapat membuat serangkaian program aksi yang metodenya disesuaikan dengan objek sasaran yang dihadapi.
Program Penguatan Moderasi Beragama yang dilaksanakan di sekolah tentunya harus memperhatikan beragam karakteristik yang melekat pada segenap civitas sekolah.
“Kita kenal ada generasi baby boomer, generasi X, generasi milenial, dan sekarang masuk pada generasi Z. Setiap generasi memiliki trennya sendiri-sendiri. Program aksi penguatan Moderasi Beragama di sekolah harus punya inovasi agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masing-masing generasi tersebut,” ungkap Imam.
Kegiatan Program Guru Master Pendidikan Agama Islam dilaksanakan diikuti 30 orang peserta GPAI SMA/SMK perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI jenjang SMA/SMK.***