Hari Santri Nasional 2021, Pesan Menag Yaqut: Orang Saleh Bisa Jadi Presiden

- 21 Oktober 2021, 21:29 WIB
Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021, Menteri Agama Yaqut Qoumas berpesan Santri bisa menjadi Presiden
Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021, Menteri Agama Yaqut Qoumas berpesan Santri bisa menjadi Presiden /Kemenag.go.id

PortalMagetan.com- Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momentum  penting bagi umat muslim dan seluruh masyarakat Indonesia.

Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, membawa pesan semangat nasionalisme umat Islam, saat melawan penjajahan Belanda, sekaligus mempertahankan NKRI.

 Peringatan  Hari  Santri  Nasional tahun 2021  mengambil tema ‘’Santri Siaga Jiwa dan Raga.’’ 

Tema tersebut merupakan komitmen seumur hidup santri untuk membela tanah air, yang lahir dari sifat santun, rendah hati, pengalaman, dan tempaan santri selama di berada di pesantren.

Peringatan Hari Santri Nasional setiap tahunnya, menunjukan jika pesantran tidak lagi sebagai  menara gading yang indah dan sedap dipandang, tapi harus  mampu mewarnai dan mengisi pembangunan bangsa.

Baca Juga: Profil Sule, Lengkap dengan Akun Instagram, Terungkap Rahasia di Balik Nama Panggungnya

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan peran penting santri dalam merebut kemerdekaan layak mendapat apresiasi.  Negara saat ini memberi perhatian lebih pada warga pesantren. Sehingga harus dimanfaatkan untuk mengembangkan diri.

‘’Santri harus percaya diri. Karena  santri bisa jadi Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Bupati dan apa saja. Selamat Hari Santri, semoga benar-benar menjadi inspirasi’’ tutur Gus Yaqut sapaan akrabnya dikutip PortalMagetan.com dari website Kementerian Agama pada Kamis 21 Agustus 2021.

Gus Yaqut berpesan agar tema Siaga Jiwa Raga dimaknai agar santri tidak lengah menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, santri tidak akan pernah memberikan celah masuknya ancaman ideologi yang dapat merusak pemikiran dan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia.  ‘’Siaga jiwa raga juga relevan di era pandemi  Covid-19 seperti saat ini,’’ tuturnya.

Halaman:

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: Kementerian Agama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah