Korban Tewas Banjir Lahar Gunung Marapi Sumbar Capai 50 Orang, 27 Dilaporkan Hilang, BMKG Kirim Sinyal Waspada

14 Mei 2024, 13:15 WIB
Banjir lahar terjadi di Sumatera Barat, dan menewaskan setidaknya 43 orang. /Dok BNPB/

PortalMagetan.com – Jumlah korban banjir lahar hujan Gunung Marapi yang melanda lima kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar) dipastikan bertambah. Seiring enam orang hilang dilaporkan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Hingga total korban meninggal mencapai 50 orang korban.

"Update informasi terbaru berdasarkan laporan yang kami terima," kata Kepala BNPB Suharyanto

Suharyanto merinci sebanyak dua orang meninggal dunia dari Kota Padang Panjang, 20 orang korban dari Kabupaten Agam, 19 orang Kabupaten Tanah Datar, satu orang dari Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman sebanyak delapan orang.

Selain korban meninggal dunia, BNPB juga menerima laporan jumlah korban yang dilaporkan hilang saat ini sudah ada sebanyak 27 orang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi. 

Baca Juga: Bongkar Laboratorium Narkoba di Villa Bali, Polisi Amankan 3 WNA Ukraina-Rusia, Cek BB yang Diamankan Polisi

"Yang hilang kami akan tetap upayakan mencari sampai ketemu apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan meski di luar masa 6x24 jam ya sebagai aparat kita harus lakukan," ungkapnya

Suharyanto memastikan keselamatan masyarakat korban bencana menjadi hal yang diprioritaskan, semua kebutuhan pokok dan penunjang bagi mereka akan segera disalurkan baik melalui pengiriman jalur darat, maupun udara menggunakan helikopter.


"Pemulihan infrastruktur jalan jembatan yang rusak juga harus disegerakan," imbuhnya.

Pusdalops BNPB melaporkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang dilanda banjir bandang bercampur material lahar hujan pada Sabtu 11 Mei 2024 malam, selanjutnya setelah dilakukan asesmen pada Senin 13 Mei 2024 diketahui bencana juga melanda wilayah Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.

Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang serius hingga ditetapkan dan diberlakukan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan terhitung sejak Senin.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan ada potensi banjir lahar susulan Gunung Marapi di Sumatera Barat yang dampaknya lebih besar dari sebelumnya. Sehingga BMKG mengimbau masyarakat dan petugas tim gabungan penanganan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau lokasi banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (14/5/2024)

Baca Juga: Terungkap, Penyebab Kecelakaan SUV Terjun ke Jurang di Kawasan Bromo, Ibu Hamil dan 3 Anak Selamat

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi banjir lahar itu dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat-sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.

"Hujan tidak perlu lebat tapi sedang pun juga bisa menyapu material lahar Gunung Marapi yang juga dikhawatirkan masih tebal, sisa erupsi beberapa waktu lalu," ungkapnya

Kata dia, guyuran hujan bercampur partikel pasir-pasir halus menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk, menggelontorkan bebatuan berdiameter 2-3 meter dari bagian puncak gunung ke bawah.

Hal yang dikhawatirkan oleh BMKG yakni; gelontoran material besar yang terbawa oleh hujan tersebut akan menjangkau pula pemukiman penduduk di sekitar lereng perbukitan dan aliran sungai.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa ada sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang beririsan langsung.

Baca Juga: Mobil Keluarga Terjun ke Jurang Malang, 4 Penumpang Dilaporkan Tewas di Jalur Bromo Tengger Semeru

"Karena permukaan sungai ini sudah penuh oleh endapan dari banjir lahar fase sebelumnya maka potensi menjangkau ke kampung-kampung juga besar," ungkapnya

Dwikorita memastikan, pihaknya akan selalu melaporkan kondisi cuaca setiap hari dan sesegera mungkin menerbitkan informasi peringatan dini bencana dengan ketepatan tiga jam ke depan sebelum kejadian, dengan begitu diharapkan masyarakat dan petugas gabungan bisa mengambil langkah cepat evakuasi diri.

"Rekomendasi kami untuk segeralah mengamankan zona-zona rawan wilayah pemukiman, jalan, jembatan, karena bencana susulan sangat mungkin terjadi kalau masih hujan," kata dia.

Sementara itu, pemerintah pusat melalui BNPB dengan persetujuan dari Komisi VIII DPR RI siap menyalurkan dukungan berupa pendanaan untuk operasional penanggulangan dampak bencana dari alokasi Dana Siap Pakai (DSP) total senilai Rp3,2 miliar dengan pembagian masing-masing senilai Rp200 juta - Rp250 juta.

Selain itu memberikan dukungan bantuan logistik berupa puluhan tenda pengungsian, tenda keluarga, ratusan paket sembako, makanan siap saji, hygiene kit, puluhan terpal, selimut, kasur, Pompa alkon, jendet light, lampu solar panel, toilet portable, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan.***

 

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler