Perjuangan Mbah Soleh Jamaah Haji Tuna Netra Asal Magetan yang Rela Jual Tanah Demi Tunaikan Rukun Islam Kelim

- 4 Juni 2023, 10:35 WIB
Moh Sholeh dan Puninah Istrinya Jamaah Haji Tuna Netra Asal Magetan Mengisahkan Perjuangannya hingga Bisa Berangkat Haji Tahun ini
Moh Sholeh dan Puninah Istrinya Jamaah Haji Tuna Netra Asal Magetan Mengisahkan Perjuangannya hingga Bisa Berangkat Haji Tahun ini //PPIH Embarkasi Surabaya

PortalMagetan.com - Raut bahagia terpancar dari wajah Moh Soleh (77) jamaah haji Tuna Netra asal Magetan.

Sebab, penantian selama 12 tahun akhirnya terbayar dengan berangkat menunaikan rukun islam kelima ini.

Mbah Moh Soleh tak sendiri, pria 77 tahun itu berangkat bersama Putinah istri tercintanya.

"Kebetulan saya masuk cadangan. Saya baru dua minggu yang lalu mendapat kabar kalau jadi berangkat ke tanah suci," tutur Moh. Soleh, dikutip dari Humas PPIH Embarkasi Surabaya.

Baca Juga: 5 Kesepakatan Pemkab Magetan dan Pengusaha Tambang Terkait Pengangkutan Hasil Pertambangan, Apa Saja

Mbah Moh Soleh menuturkan dia mendaftar haji bersama istrinya, pada tahun 2011 lalu. Saat itu dia bertekad mewujudkan cita-cita yang telah dia miliki sejak anak-anaknya masih bersekolah.

"Saat anak-anak masih sekolah, timbul niatan dalam hati saya kalau anak-anak sudah lulus kuliah, mentas semua, jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji, " kenang bapak enam orang anak ini.


Momentum yang ditunggu akhirnya terealisasi pada tahun 2011, saat empat orang anaknya sudah selesai kuliah. Dan tanah yang dia miliki tidak sampai terjual untuk biaya sekolah buah hatinya itu. Sehingga Mbah Moh Soleh menjualnya untuk daftar haji bersama istrinya.

"Tanah sudah terjual, tetapi karena uang yang diperoleh masih belum cukup untuk bisa daftar haji berdua dengan istri saya, maka kami juga meminjam dana talangan haji untuk menutup kekurangan," jelasnya.

Mbah Soleh menuturkan jika dirinya bukan tuna netra sejak lahir. Namun penglihatannya  terganggu sejak 46 tahun lalu. Saat dirinya mengecek baterai miliknya masih berfungsi bagus atau tidak.

Baca Juga: Lowongan Kerja di Sulawesi Tengah dari PT Donggi-Senoro LNG untuk D3-S1, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

"Sekitar tahun 1977, saya mencoba dengan menempelkan bola lampu, mungkin ada kabelnya yang salah, Tiba-tiba (bola lampu) meledak kena dua mata saya. Kedua mata saya rusak parah hingga sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi, " urainya.

Setelah mendapat musibah tersebut, penglihatannya menjadi terganggu membuatnya harus kehilangan pekerjaan. Dari awalnya menjadi buruh tani dan buruh panen tebu, menjadi buruh serabutan. Keuangan keluarga yang tak menentu membuat Putinah istrinya ikut membantu perekonomian keluarga dengan bekerja

"Saya awalnya bekerja serabutan seadanya mulai dari bertani hingga buruh pabrik tebu. Pokok ada pekerjaan halal saya mau yang penting dapat uang untuk biaya kebutuhan," tuturnya mengenang saat sebelum kehilangan penglihatan.

Setelah sekian lama tidak bekerja, Mbah Soleh mendapat kesempatan belajar memijat. Berbekal ilmu memijat, mbah Soleh sering mendapat panggilan untuk memijat.

"Kalau pijat capek biasa, saya tidak melayani. Saya memijat pasien yang sakit seperti panas, batuk-batuk dan sejenis nya,'' paparnya


Di usianya yang sudah tak lagi muda, Mbah Soleh masih mampu memijat pasiennya. Karena banyak orang yang minta tolong untuk memijat, mbah Soleh bisa membiayai anak-anaknya kuliah bahkan membeli tanah.

Sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid, Mbah Soleh bersama istri tercintanya berangkat tahun ini.

Baca Juga: Lowongan Kerja Pertambangan di Kalimantan dari PT Saptaindra Sejati untuk D3-S1, Cek Syarat dan Cara Daftarnya

"November 2022 tahun lalu, saya dan istri berkesempatan berangkat umroh atas bantuan anak-anak. Tak disangka tak dinyana Mei 2023 saya berangkat lagi ke tanah suci untuk berhaji. Jadi dalam waktu 6 bulan ini saya ke tanah suci dua kali, " tuturnya penuh suka cita. ***

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: Diskominfo Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x