Portalmagetan.com - Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) berhasil tertangkap kamera trap yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) jatim baru-baru ini.
Kamera trap yang dipasang BKSDA berhasil merekam aktivitas macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang sudah dewasa dan berukuran besar.
Kamera trap yang sengaja dipasang BKSDA Jatim bertujuan untuk bekerjasama dan membantu upaya inventarisasi dan verifikasi potensi kehati tinggi di kawasan Gunung Lawu.
Lalu seperti apa kamera trap dan cara penggunaanya hingga mampu merekam aktivitas macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) di Gunung Lawu.
Baca Juga: Liga 1: PSS Sleman vs Persis Solo, Berikut ini Prediksi Skor, Head to Head dan Susunan Pemain
Camera Trap atau kamera jebakan merupakan jenis kamera yang dilengkapi sensor gerak dan sensor panas atau termal yang dapat digunakan untuk merekam keberadaan satwa liar yang ada di kawasan tertentu.
‘’ Sensor camera trap ini akan aktif jika ada objek bergerak dan atau yang memiliki suhu berbeda dengan lingkungan area cakupan sensor,’’ sebagaimana dikutip PortalMagetan.com dari Forestation FKT UGM, Sabtu, 10 September 2022
Penggunaan kamera jebakan ini bisa digunakan untuk mengetahui keanekaragaman berbagai jenis satwa, khususnya mamalia yang ada di suatu kawasan tertentu.
Tak hanya mamalia, namun juga satwa liar yang hidup di alam liar dan tidak terpantau oleh manusia selama hidupnya.
Kehidupan satwa liar yang ada di alam menyebabkan seluruh perilaku yang biasa dilakukan oleh satwa tak dapat terpantau.
Untuk memantaunya, seorang seorang peneliti ingin mengetahui perilaku-perilaku yang biasa dilakukan oleh satwa liar di habitatnya dapat dilakukan dengan bantuan teknologi bernama camera trap.
Baca Juga: Prediksi Skor dan Head to Head Espanyol vs Sevilla di Pekan ke 5 LaLiga
Camera Trap atau kamera jebakan yang dilengkapi sensor gerak akan aktif jika ada objek bergerak dan atau yang memiliki suhu berbeda dengan lingkungan area cakupan sensor.
Kamera khusus ini juga bisa digunakan untuk mengetahui Indeks Kelimpahan Relatif (RAI/Relative Abundance Index) satwa, terutama satwa yang dapat diidentifikasi secara individual melalui tanda-tanda alami yang ada pada satwa, seperti loreng pada harimau.
‘’Penggunaan kamera jebakan ini memiliki kelebihan pada data yang dihasilkan, karena data yang dihasilkan dari kamera jebakan ini berupa gambar-gambar satwa yang terekam. Hal ini bisa membuktikan bahwa pada suatu wilayah terdapat aktivitas keseharian yang biasa dilakukan oleh satwa liar di alam bebas,’’ tulis Herdwita o di Forestation FKT UGM.
Kamera jebakan sudah lama digunakan untuk monitoring satwa liar yang ada di wilayah tertentu dan dalam upaya konservasi satwa liar karena teknologi ini cukup mudah dalam penggunaannya dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang cukup.
Pemasangan kamera jebakan ini biasa dilakukan di tempat-tempat yang sering dilewati atau dijadikan tempat untuk singgah sementara oleh satwa, namun juga disesuaikan dengan keadaan sekitar agar tidak mengganggu aktivitas yang dilakukan satwa itu sendiri. ***