Penulis utama studi, Earric Lee, menjelaskan bahwa selama ini diketahui dari literatur bahwa ada jendela peluang pada periode pascaolahraga.
Artinya, ada peningkatan sensitivitas insulin dan kadar lipid darah tumpul (tidak lebih dari 60-90 menit).
Baca Juga: Link Live Streaming LaLiga, Sevilla vs Barcelona: Prediksi Skor, H2H, Berita Tim dan Lineup
Hal itu menunjukkan peluang ideal untuk intervensi konjungtif seperti terapi panas, termasuk mandi sauna.
Peneliti doktoral di Universitas Jyväskyl di Finlandia itu menginformasikan bahwa selama penelitian, tim meningkatkan suhu sauna setiap dua pekan sebesar lima derajat Celcius.
Tujuannya supaya efek yang diberikan terapi panas tidak terhenti dengan kondisi kebugaran peserta yang kian meningkat setelah olahraga teratur.
Dia memahami kebanyakan orang hanya memiliki akses ke sauna umum sehingga tidak dapat mengubah suhunya.
"Dalam kasus seperti itu, mungkin lebih layak untuk meningkatkan frekuensi kunjungan dari waktu ke waktu," jelas Lee seperti dilansir dari laman Medical News Today, Kamis, 1 September 2022.***