Sukses Ambil Alih Perusahaan Asing, Jokowi Sempat Sayangkan Indonesia Kehilangan Kesempatan Emas di Masa Lalu

- 14 Oktober 2021, 16:56 WIB
 Blok Rokan yang sempat dikelola Chevron kini 100 persen sahamnya di kuasai Pemerintah Indonesia.
Blok Rokan yang sempat dikelola Chevron kini 100 persen sahamnya di kuasai Pemerintah Indonesia. /Dok. SKK Migas

PortalMagetan.com – Besarnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pengambilalihan beberapa perusahaan asing di tanah air, dilakukan untuk menjaga kepentingan nasional.

"Itulah mengapa kepemilikan beberapa perusahaan asing kita ambil alih, Freeport misalnya sudah 54 tahun dikelola Freeport McMoRan, dua tahun lalu mayoritas telah kita ambil sahamnya dari 9 persen menjadi mayoritas 51 persen," kata Jokowi

Tak hanya Freeport, kepemilikan Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang telah 43 tahun dikelola oleh Total dari Prancis berhasil diambil alih dan dikelola Pertamina. Jokowi kembali merinci Blok Rokan yang hampir 100 tahun dikelola Chevron, kini telah kembali ke pemerintah. Karena kepemilikan sahamnya 100 persen di kuasai pemerintah Indonesia.

"Yang terakhir Blok Rokan yang sudah dikelola 97 tahun oleh Chevron, juga sudah 100 persen (dimiliki Pemerintah, red) dan kita berikan ke Pertamina. Sekarang tinggal kita melihat, kita bisa tidak melanjutkan, meningkatkan produksi dari yang telah kita ambil alih ini. Inilah yang masih jadi pertanyaan, tapi kita lihat empat tahun ke depan apakah kita mampu,’’ paparnya.

Baca Juga: Meningkatkan Cinta Kepada Nabi, Cocok untuk Tema Khutbah Jumat di Bulan Kelahiran Rosulullah

Jokowi sempat menyayangkan Indonesia yang sempa kehilangan kesempatan emas di masa lahu. Sebab, saat booming kayu Indonesia hanya sebagai penghasil kayu gelondongan, tetapi tak memiliki industri perkayuan atau industri mebel. Sehingga kehilangan kesempatan berharga.

Oleh karena itu, Jokowi menegaskan bahwa pelaku usaha harus menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi, yang mengkombinasikan antara pemanfaatan kekayaan alam dengan kearifan teknologi yang melestarikan.

"Industri kehutanan, perkebunan juga bisa kita lakukan, tapi dilakukan dengan menjamin keberlanjutan dan menjaga kekayaan hayati kita," ucapnya.

Dikutip PoltalMagetan.com dari Pikiran Rakyat pada artikel yang berjudul ‘’Ambil Alih Sejumlah Perusahaan Asing, Jokowi: Jangan Jadi Tukang Gali dan Tukang Tangkap Ikan’’

Saat mengahdiri Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun 2021 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas),Presiden Jokowi memaparkan sejumlah isu yang menjadi perhatian.

Baca Juga: Dapat Durian Runtuh, Ini Daftar Weton yang Ketiban Rezeki Berlimpah di Akhir Tahun 2021

Ilustrasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara  pemanfaatan SDA untuk kepentingan rakyat.
Ilustrasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara pemanfaatan SDA untuk kepentingan rakyat. Tangkap layar YouTube Sekretariat Presiden
Salah satu yang menjadi perhatian Jokowi, yaitu terkait masalah pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA).

Selain itu, Jokowi meminta pemanfaatan SDA di Tanah Air tidak hanya sebatas menjadi tukang gali dan tukang tangkap ikan. "Kalau tambang, ya kita jangan jadi tukang gali saja. Anugerah yang diberikan Allah ke kita betul-betul luar biasa besarnya tapi kalau hanya tukang gali,’’ katanya.

Menurutnya, penambangan bisa dilakukan secara terukur, terkendali dan dijamin pengelolaannya pasca penambangan. Tidak hanya pertambangan, Jokowi turut menyinggung tentang pemanfaatan SDA pada sektor kelautan, terutama perikanan.

Baca Juga: Rindu Baitullah Segera Terobati, Otoritas Arab Saudi Izinkan Jamaah Indonesia Lakukan Ibadah Umrah

‘’Penangkapan ikan harus dilakukan untuk kesejahteraan rakyat, tetapi juga harus terukur dan juga dijamin keberlanjutannya tidak hanya diambil, diambil terus tapi habis karena tidak terukur karena tidak terkalkulasi,’’tambahnya.

Jika pada sektor pertambangan masyarakat Indonesia diminta untuk tidak hanya menjadi tukang gali, maka pada sektor ini Jokowi mewanti-wanti rakyatnya untuk tidak hanya menjadi tukang tangkap ikan. "Tidak boleh lagi kita jadi tukang tangkap ikan. Harus ada industri pengolahannya disini," ujarnya. ***  (Mutia Yuantisya/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah