PortalMagetan.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kena tuding sedang membangun dinasti politik pasca Mahkamah Konstitusi mengubah usia minimal capres-cawapres dari 40 tahun menjadi 35 tahun dengan memiliki pengalaman menjadi pemimpin.
Tudingan itu semakin kencang, setelah koalisi Indonesia Maju (KIM) secara resmi mengusung Gibran Rakambuning Raka menjadi bacawapres untuk mendampingi capres Prabowo Subianto.
Presiden Joko Widodo kembali menanggapi terkait tudingan dinasti politik yang belakangan disematkan sejumlah pihak kepada keluarganya.
“Ya itu kan masyarakat yang menilai,” kata Joko Widodo dikutip dari Antara.
Jawaban itu sebelumnya sudah disampaikan Jokowi, pada Jumat 13 Oktober 2023 lalu di sela kegiatan presiden di Indramayu, Jawa Barat.
Namun pada kesempatan kali ini, Joko Widodo menekankan bahwa dalam kontestasi pemilu masyarakat menjadi pemegang kendali yang menentukan siapa calon yang akan terpilih.
“Dalam pemilihan pun baik di pilkada, pemilihan wali kota, pemilihan bupati pemilihan gubernur, pemilihan presiden, itu semuanya yang memilih itu rakyat, yang menentukan itu rakyat, yang mencoblos itu juga rakyat, bukan kita, bukan elite, bukan partai, itulah demokrasi,” paparnya.
Belakangan ini istilah dinasti politik kerap disematkan kepada keluarga Joko Widodo (Jokowi), setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) membuka jalan bagi putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden di Pilpres 2024.
Putusan MK itu dinilai memiliki konflik kepentingan, karena Ketua MK Anwar Usman merupakan adik ipar Joko Widodo, hingga akhirnya Jokowi dituding ingin membangun dinasti politik dengan melanggengkan kekuasaan keluarganya.***