5 Orang Selamat dalam Tragedi Loji PG Rejosari Magetan 1948, Sartono: Saya Tak Sanggup Mengingatnya

- 30 September 2023, 13:36 WIB
Ilustrasi PG Redjosari: Loji di kawasan PG Redjosari Ini menjadi saksi kekejaman Pemberontakan PKI 1948
Ilustrasi PG Redjosari: Loji di kawasan PG Redjosari Ini menjadi saksi kekejaman Pemberontakan PKI 1948 //Instagram @pgredjosarie

PortalMagetan.com – Penembakan membabi buta yang dilakukan tentara FDR PKI 1948 terhadap ratusan orang di Loji Pabrik Gula Rejosari Magetan tak semuanya meninggal dunia.

Sebab, ada lima orang santri, kyai dan masyarakat yang masih selamat atau mendapat kesempatan hidup ke-dua dari peristiwa berdarah pada September 1948 itu.

Satu dari lima orang yang selamat itu menyampaikan kesaksiannya atas ngerinya tragedi berdarah pembantaian ratusan nyawa di dalam ruangan oleh tentara FDR atau PKI 1948.

Masih hangat diingatan Sartono salah seorang korban yang selamat menyatakan jika peristiwa berdarah hilangnya ratusan nyawa di Loji PG Rejosari Kawedanan, Magetan itu berlangsung sangat cepat.

Baca Juga: Banjir Darah di Loji PG Rejosari Magetan,Ratusan Kyai-Santri Ditembak PKI 1948-Sisanya Dimasukkan Sumur Soco

Menurutnya eksekutor dalam peristiwa itu yakni Suhud anggota PKI 1948. Suhud mengeksekusi ratusan orang itu secara membabibuta dengan senapan mesin dengan tujuan agar tak ketahuan pasukan Siliwangi yang sudah masuk Gorang Gareng pada 27 September 1948.

‘’Dari ratusan tawanan yang menjadi sasaran tembak itu, ada lima orang yang selamat, Saya (Sartono) Rokib, Salis, Sujono, dan Lasman,’’ tutur Sartono dikutip dari Buku Banjir Darah Kyai, Santri dan Penjaga NKRI


Sartono menuturkan tak sanggup mengingat peristiwa memilukan tersebut lantaran menyaksikan langsung tubuh manusia bertumbangan dan jatuh berguling- guling terkena berondongan peluru tajam dan granat tangan.

‘’Bau mesiu dan  darah langsung memenuhi ruangan loji,’’ ungkapnya

Sartono menitikkan air mata mengenang kengerian peristiwa itu dan menyaksikan mayat tak berdosa bergelimpangan dan memenuhi ruangan. Ada yang masih hidup, bahkan menjerit kesakitan. Ada pula yang masih bernapas tersengal-sengal dan meminta minum.

‘Saya selamat dari pembantaian itu karena duduk tepat di bawah jendela, sedangkan orang-orang FDR tersebut menembaki para tawanan dari atas jendela,’’ tegasnya Sambil enyebut tak sanggup mengingatnya

Rono Kromo warga desa setempat yang ikut mengevakuasi para korban mengatakan ketika dia memasuki ruangan, puluhan orang berserakan bersimbah darah, dia merasa tidak tahan melihat penderitaan orang-orang itu.

Baca Juga: Magetan Lautan Api, Kampung Ini di Bakar PKI dalam Tragedi 1948, 72 Rumah Terbakar Penduduknya Disandera

“Waktu saya masuk ruangan, kaki saya terasa... nyess saat menginjak darah di lantai,” ujar Rono Kromo

Banyaknya korban lanjut Rono Karno membuat pemakaman berlangsung cukup lama. Setidaknya membutuhkan waktu enam jam dari pukul 14.00 hingga pukul 20.00. Jasad korban pembantaian PKI 1948 itu dikebumikan secara masal.

‘’Ada satu lubang yang dibuat untuk mengubur sekaligus 19 orang. Yang paling banyak menjadi korban adalah para putra bhayangkara atau polisi,’’ ungkapnya

Pengalaman Rono Kromo ini menjadi catatan tak terlupakan hingga kini, mengingat banyak saksi hidup yang kini sudah tiada.


Kyai Zakariya (80), salah seorang sesepuh dari keluarga PSM Takeran, juga menceritakan tragedi Loji di Pabrik Gula Rejosari. Sambil mendekap bingkai foto Kyai Imam Mursyid Muttaqin dia mengisahkan jika tragedi ersebut begitu memilukan

‘’Genangan darah di loji itu setinggi mata kaki.” Ungkapnya sambil berkaca-kaca

Kyai Zakariya patut bersedih sebab, Suhud PKI yang menjadi eksekutor di Loji merupakan orang yang menculik Kyai Imam Mursyid dari Takeran bersama seorang ustadz pendampingnya, Imam Faham, usai salat Jumat pada 17 September 1948.

Keduanya dibunuh di tempat berbeda. Imam Faham disiksa dan dikubur di sumur Cigrok. Sedangkan ayahnya, termasuk di antara 200 orang yang dikubur hidup-hidup di sumur Soco.***

Editor: Moh Eko Suprayitno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah