Upaya pembakaran rumah-rumah warga hanya permulaan sebelum mewujudkan Magetan menjadi lautan Api. Namun upaya untuk menghapuskan kampung Kauman didahului dengan aksi pembunuhan yang menyasar TNI, Polri, Pejabat Daerah, Kyai dan para santri.
‘’Tidak lama setelah aksi perampokan dan pembakaran rumah,’’ ungkapnya
Kampung Kauman Magetan terus menjadi objek sasaran dalam menciptakan kegaduhan, kekerasan hingga pengrusakan. Pada 19 Sepember 1948, ribuan PKI yang mengepung Pemkab Magetan dan memasuki Kauman.
‘’Mereka (PKI) berteriak-teriak meminta sarung dan bahan makanan dengan alasan untuk makan orang-orang yang menghadapi serbuan Belanda,’’ paparnya
Besonya 20 September 1948 pagi, warga Kauman dikejutkan dengan kedatangan sebuah truk berisi orang-orang PKI baik laki-laki dan perempuan. Seorang perempuan tiba-tiba berteriak dengan lantang kepada seluruh penduduk Kauman.
‘’Dia mengatakan bahwa salah seorang anggota PKI telah mati terbunuh di Kampung Kauman,’’ ungkap Kusman
Diakui memang di atas truk terdapat mayat yang ditutup kain dan hanya terlihat kakinya. Namun siapa pelaku pembunuhan dan siapa identitas orang yang dibunuh tersebut masih menjadi tanda tanya. Tapi, perempuan PKI itu menghendaki agar penduduk Kauman menyerahkan pembunuhnya. Warga Kauman yang memang merasa tidak pernah membunuh siapa pun, tidak ada yang mengaku.
‘’Rombongan itu pun pergi sambil meneriakkan ancaman bahwa mereka akan membumihanguskan Kampung Kauman,’’ tegasnya