PortalMagetan.com – Pemberontakan PKI 1948 di Magetan tak hanya dilakukan dengan teror perampokan dan pembakaran rumah para tokoh.
Pemberontakan PKI 1948 di Magetan dilakukan dengan cara yang keji bin sadis, bahkan tanpa peri kemanusiaan merenggut nyawa komandan TNI dan Kapolres Magetan kala itu.
Pemberontakan PKI 1948 di Magetan terus berlanjut dengan menyasar pejabat daerah, ulama hingga kalangan santri.
Modus yang digunakan PKI untuk melakukan pembunuhan massal itu dengan dengan menggunakan tipu muslihat dengan menggelar agenda rapat yang diadakan di Kecamatan.
Nyatanya, para undangan yang mayoritas santri beserta ulama ini digiring ke Gorang-Gareng untuk dihabisi nyawanya.
‘’Mereka ditipu dengan undangan rapat ke kecamatan. Namun, kenyataannya, mereka dihabisi di Gorang-gareng. Di antara kyai Kyai Soelaiman Zuhdi Afandi, Kyai Imam Mursyid Muttaqin dan para santri yang berjumlah ratusan orang,’’ kata Kusman dikutip PortalMagetan.com dari Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon
Sebelum hilang dan dibunuh PKI dalam peristiwa kelam 1948, Kyai Imam Mursyid pernah menyampaikan.
”Apa yang terjadi hari ini baru kriwikan (kecil-kecilan saja), belum grojokan- nya (peristiwa besarnya)” tutur Kusman.
Baca Juga: Liga Inggris Pekan 9, Liverpool vs Brighton: Berikut Head to Head dan Prediksi Skor Akhir