Kemudian, mereka dibagi menjadi jadi tiga kelompok berbeda. Ada yang berolahraga pukul 6.00-12.00 pagi, 12.00-18.00 siang dan sore, hingga 18.00-23.59 malam. Ketiga kelompok ini harus melakukan aktivitas fisik dan kuat pada waktu yang telah dijadwalkan.
Hasil penelitian Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa berolahraga di sore hari dikaitkan dengan penurunan resistensi insulin sebesar 18 persen dibandingkan dengan melakukan aktivitas seharian.
Selain itu, melakukan olahraga di malam hari mampu menurunkan insulin sebesar 25%. Peneliti juga menemukan bahwa waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas fisik sedang hingga berat mengurangi kandungan lemak hati dan resistensi insulin.
Ricardo Correa, direktur Program Beasiswa Endokrinologi, Diabetes , dan Metabolisme di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona menjelaskan bahwa resistensi insulin terjadi ketika sel berhenti merespons insulin.
"Jadi yang dilakukan reseptor insulin adalah setiap kali insulin masuk, ia mengaktifkan kaskade sehingga glukosa bisa masuk ke dalam sel. Yang terjadi jika reseptor itu rusak adalah tidak bisa mengaktifkan kaskade sehingga glukosa tidak bisa masuk. Dan keadaan ini akan menyebabkan semua glukosa tetap berada di luar sel," ucap Ricardo.
Jika glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, gula darah tetap tinggi menyebabkan diabetes tipe 2. Kondisi ini membahayakan untuk tubuh. Jadi dapat disimpulkan berolahraga sore atau malam hari mampu menurunkan resistensi insulin.***