Network
Proyek ini merupakan komitmen besar dari para Sponsor untuk memprioritaskan manufaktur lokal sumber daya alam negara menjadi produk industri, dan mendukung pengembangan sektor manufaktur di Indonesia Timur.
PAU akan menjadi pabrik amonia pertama di Sulawesi dan pabrik milik swasta kedua di Indonesia. Gas bumi untuk pembangkit tersebut akan dipasok dari lapangan gas Senoro-Toili yang dioperasikan oleh JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi.
Pembangunan pabrik baru, yang akan menelan biaya USD 830 juta untuk dibangun, dimulai pada pertengahan 2015 dan diharapkan mulai beroperasi pada akhir 2017. PT Rekayasa Industri, kontraktor nasional, telah ditunjuk sebagai Kontraktor EPC tunggal untuk proyek tersebut.
Baca Juga: Lowongan Kerja Account Manager di BUMN dari PT SUCOFINDO, Cek Syarat dan Kualifikasinya
PAU juga telah menerima pembiayaan utang untuk proyek yang diatur oleh International Finance Corporation (“IFC”, anggota Grup Bank Dunia). Sindikasi tersebut mencakup tujuh bank internasional seperti ANZ, HSBC, KDB, OCBC, SMBC, Standard Chartered dan UOB.
IFC juga akan mengambil posisi ekuitas di PAU dalam bentuk pinjaman subordinasi. Ini mewakili pendanaan proyek greenfield terbesar IFC di Asia selama dekade terakhir.
Teknologi untuk pabrik telah dilisensikan dari Kellogg Brown & Root (USA), dan PAU akan menjadi yang pertama di dunia yang menerapkan teknologi KRES + Purifier yang dipatenkan KBR, sehingga meningkatkan akses Indonesia ke Teknologi terdepan.
