PortalMagetan.com - Debat pertama Capres Pemilu 2024 dinilai kurang menggali lebih dalam terkait ketiga capres bahkan terkesan seperti arena tinju. Hal itu disampaikan Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII) Arfianto Purbolaksono yang menilai debat perdana seperti memfasilitasi jual beli serangan antar capres.
Sebab, Arfinanto merasa Capres belum menyampaikan visi, misi lebih dalam, serta solusi konkret untuk ditawarkan kepada masyarakat pemilih.
"Dari sisi hiburan, cukup menghibur; tetapi substansi yang sebenarnya ingin didapatkan, justru itu yang menjadi persoalan dalam debat perdana," kata Arfianto.
Kata dia ketiga Capres kurang menawarkan solusi konkret selama debat, khususnya dalam isu penegakan hukum, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi. Hal itu dinilai kontras dengan debat di Pilpres 2019 yang lalu lantaran Joko Widodo yang saat itu menjadi kandidat capres justru lebih konkret menawarkan solusi kepada masyarakat.
"Dulu konkret, Pak Jokowi, ada menawarkan Program Kartu Indonesia Sehat, Indonesia Pintar," kata Arfianto.
Masyarakat, lanjutnya perlu mendengar solusi nyata yang akan dikerjakan capres, jika terpilih menjadi presiden, untuk menyelesaikan berbagai permasalahan saat ini, dan bukan gagasan terlalu mengambang dan kurang substantif.
Dia mencontohkan pernyataan salah satu satu kandidat capres yang menyatakan ingin memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan institusi lainnya.
Dalam paparannya, kata Arfianto, capres bersangkutan tidak menyampaikan langkah-langkah konkret untuk mewujudkan upaya penguatan KPK itu seperti apa.