64 RW di Jakarta Berisiko Tinggi Terjadi Kebakaran, Terbanyak Jaktim, Gulkarmat Ungkap Analisa dan Pemetaannya

- 16 September 2022, 10:56 WIB
Ilustrasi kebakaran. 64 RW di Jakarta Beresiko Tinggi Terkena Bencana Kebakaran /Dok Basarnas Cilacap/
Ilustrasi kebakaran. 64 RW di Jakarta Beresiko Tinggi Terkena Bencana Kebakaran /Dok Basarnas Cilacap/ /Nur Aliem Halvaima /

PortalMagetan.com - 64 RW di wilayah DKI Jakarta berisiko tinggi terjadi bencana kebakaran. 

64 RW dari total 2.731 RW di DKI Jakarta menyimpan potensi bencana kebakaran yang cukup tinggi. 

64 RW yang beresiko terkena bencana kebakaran itu paling banyak di wilayah Jakarta Timur (Jaktim).

Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Balai Kota, Jakarta Pusat. 

Baca Juga: Liga 1 Pekan ke-10, PERSIB vs Barito Putera: Simak Prediksi Skor, Head to Head dan Susunan Pemain

“Kita sudah lakukan kajian dan hasilnya ada 64 RW yang sangat berisiko tinggi rawan kebakaran dan ada 400 sekian yang rawan kebakaran,” terang Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan di Balai Kota, Jakarta Pusat.

“Sisanya masih golongan sedang dan menengah,” sambungnya.


Dinas Gulkarmat DKI bersama Unit Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia (UI) menganalisa serta memetakan resiko kebakaran di Jakarta.

Berdasarkan, hasil penelitian tersebut diperoleh rata-rata nilai risiko kebakaran di DKI Jakarta adalah 48 persen dengan kategori risiko kebakaran sedang.

Sementara itu, Jakarta Timur mempunyai persentase 51 persen dengan kategori kebakaran sedang.

Baca Juga: Prediksi Liga Inggris Aston Villa Vs Southampton: Simak Skor Akhir dan Head to Head Kedua Tim

Kemudian, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu Utara memiliki persentase 49 persen dengan kategori kebakaran sedan.

Kemudian, Jakarta Barat memiliki persentase 48 persen dengan kategori kebakaran sedang, Jakarta Utara memiliki 44 persen dengan kategori kebakaran sedang, serta Kepulauan Seribu Selatan mempunyai persentase 38 persen dengan kategori kebakaran ringan.

Satriadi melanjutkan, tingkatan risiko kebakaran ini ditinjau dari beberapa variable.

Seperti ketersediaan pos pemadam hingga adanya relawan kebakaran atau tidak.

“Tersedianya sarana dan prasanarana hidrant kota, APAR-nya, sumber air bagus atau enggak, padat huniannya, punya potensi aktivitas ekonomi ya seperti apa, banyak rumah jadi tempat usaha itu bisa jadi potensi (kebakaran), ada rumusnya, ada kajian akademisnya,” tandasnya.***

Editor: Moh Eko Suprayitno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah