Kenaikan Harga Cabai Rawit di Kota Madiun Tembus 29,4 Persen, Jadi Penyumbang Inflasi Oktober 2023

4 November 2023, 08:37 WIB
Ilustrasi harga cabai rawit yang terus melambung tinggi menjadi penyumbang inflasi di Kota Madiun pada Oktober 2023 /Simon/pixabay

PortalMagetan.com - Harga cabai rawit yang terus melambung sebulan terakhir menjadi penyumbang inflasi di Kota Madiun pada Oktober 2023. 

Kenaikan harga cabai rawit yang tembus 29,4 persen membuat harga cabai di pasaran Kota Madiun saat ini berkisar antara Rp 70 ribu hingga Rp 78 ribu per kilogram.

Kondisi itu membuat Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, mengendalikan harga cabai rawit yang naik signifikan di pasaran  untuk menekan laju inflasi di Kota Pendekar.

"Kenaikan harga cabai rawit yang terjadi selama ini telah secara signifikan menyumbang inflasi Kota Madiun pada Oktober 2023 yang mencapai angka 0,22 persen," ujar Ketua Tim Distribusi, Jasa Pariwisata, dan Harga BPS Kota Madiun, Ida Ayu Damayanti di Madiun dikutip dari Antara.

Baca Juga: Bongkar Praktik Aborsi di Ciracas, Jakarta Timur, Empat Orang Ditetapkan Jadi Tersangka, Polisi: Sudah Ditahan

Kata dia laju kenaikan harga cabai rawit itu disebabkan karena kebutuhan cabai rawit yang cukup tinggi, sementara hal itu tak diimbangi dengan pasokan di pasaran. 

"Kenaikan harga cabai rawit terjadi secara nasional. Salah satunya, disebabkan kebutuhannya cukup tinggi, tetapi pasokan di pasaran terbatas," kata dia.


Pasokan yang terbatas itu dipicu musim kemarau yang cukup panjang sehingga mempengaruhi produksi cabai rawit. Selain cabai rawit, komoditas lain penyumbang inflasi pada Oktober 2023 di Kota Madiun, adalah beras.

"Kalau kenaikan harga beras terjadi sejak Agustus. Sedangkan, harga cabai rawit itu fluktuatif dari September naiknya 18,4 persen menjadi 29,4 persen di Oktober ini," ungkapnya 

Selain cabai rawit dan beras, sejumlah komoditas lainnya yang jadi menyumbang inflasi di Kota Madiun ada rokok kretek, gula pasir, dan tarif kendaraan roda dua daring.

Tak hanya komoditas penekan inflasi, sejumlah komoditas penekan inflasi di antaranya telur ayam ras, daging ayam ras, minyak goreng, dan ayam hidup yang mengalami penurunan harga.

Baca Juga: Pekan Depan, Ketua KPK Firli Bahuri Dijadwakkan Diperiksa Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

Dari delapan kota penghitung indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi, terjadi di Sumenep 0,63 persen, Surabaya 0,36 persen. Kemudian Malang 0,26 persen, Probolinggo dan Madiun masing-masing 0,22 persen, Kediri 0,20 persen, Jember 0,10 persen, dan Banyuwangi 0,04 persen.

''Adapun angka inflasi Kota Madiun sebesar 0,22 persen tersebut tercatat di atas inflasi nasional 0,17 persen,'' tegasnya

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun terus berupaya menjaga ketersediaan pangan untuk menstabilkan harga komoditas dalam menekan laju inflasi di wilayah setempat.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Ansar Rosidi mengatakan pemkot telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam menjaga tabilitas harga agar terkendali dan meningkatkan daya beli masyarakat.


Seperti menjaga harga beras bersama Bulog dan PT PPI, memberikan subsidi BBM transportasi untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok dari daerah penghasil, hingga menyediakan bahan pangan murah melalui warung tekan inflasi atau "wartek".

"Melalui wartek, pemkot memberikan subsidi harga ke warga dalam pembelian beras, gula pasir, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya," kata Ansar.

Selain itu, TPID bersama Satgas Pangan Kota Madiun juga melakukan pemantauan pasokan bahan pangan di sejumlah pasar tradisional guna mengantisipasi penimbunan oleh oknum yang ingin mengambil keuntungan dengan cara tidak sehat.***

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler