PortalMagetan.com – Sistem meritokrasi perlu dijalankan sejak dini untuk menghilangkan perilaku korup "orang dalam" (ordal). Hal itu disampaikan Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Abdul Malik Gismar menyikapi isi "orang dalam" (ordal) yang dilontarkan calon presiden Anies Baswedan saat debat capres perdana.
"Ordal ini persoalan yang ujungnya menjadi perilaku korup," kata Malik di Jakarta.
Malik mengatakan perilaku korup orang dalam ini bisa diminimalisir dengan penerapan sistem meritokrasi, yaitu memberikan kesempatan kepada seseorang berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan karena mempunyai kekayaan maupun memiliki orang dalam.
Menurut Malik, saat ini tindakan memakai ordal terjadi di mana-mana, baik di tempat kerja, pemerintahan, sekolah, dan lain sebagainya. Untuk itu, kata dia, perlu ada pendidikan meritokrasi sejak dini yang dapat mencegah atau menekan perilaku negatif tersebut.
Baca Juga: Ganjar Jelaskan Terkait Jargon Sat Set, Capres 03: Kami Harus Rasional dan Belajar untuk Konsisten
"Kunci untuk meminimalkan ordal itu meritokrasi, dan ini harus ditanamkan sejak dini, mulai awal masuk sekolah," tuturnya.
Fenomena ordal, lanjut Malik, dapat membuat orang yang pandai, mempunyai kemampuan, dan talenta kalah posisi dengan orang yang memiliki ordal, dan hal seperti itu tentu harus dihilangkan.
Dia menambahkan dengan hilangnya praktik ordal, diharapkan posisi para pemimpin di Indonesia dalam berbagai bidang dapat diisi oleh orang-orang yang handal.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan pada debat capres pertama Pilpres 2024 di Jakarta, Selasa (12/12) mengatakan bahwa pelanggaran etika dan praktik "orang dalam" bisa merusak negara.