Hal itu berarti, syukur harus dilatih dan dihadirkan. Dan puasa adalah aktivitas pelatihan yang tepat untuk itu.
Seperti yang disebutkan di atas, dengan puasa, tanpa sadar kita mulai mengapresiasi hal-hal yang seharusnya diapresiasi.
Misalnya, air minum, makanan dan lain sebagainya, yang sebelumnya sering kita abaikan nilainya.
Terapkan Rasa Syukur
Karena itu, kita harus mulai mengambil inisiatif untuk aktif bersyukur.
Melatihnya dari yang paling ringan, bersyukur dengan hati dan lisan. Selanjutnya, meningkat ke arah bersyukur dengan seluruh anggota badan.
Seperti, bersyukur dengan hati adalah aktivitas visualisasi nikmat yang kita dapatkan. Ini penting, karena visualisasi nikmat adalah pintu masuk menuju syukur dalam wilayah praktis.
Tentu, tidak mungkin kita mampu memvisualisasi seluruh nikmat Tuhan kepada kita, karena jumlahnya tak berhingga.
Namun, aktivitas ini menjadi penting untuk menyadarkan kita dari perasaan serba malang dan sulit. Contohnya, mungkin saja di satu sisi kita merasa susah dalam hal usaha, tapi di sisi lain kita sukses dalam hal kesehatan, dan seterusnya.