Ketika kita punya mobil, bersyukur karena betapa banyak di sekeliling kita hanya punya motor, sepeda dan begitu seterusnya. Melihat teman lebih alim dan shalih, kita termotivasi untuk berbuat lebih.
Ia mampu bersedekah, kita pun berazam untuk melakukan yang serupa atau lebik baik darinya.
Keempat, al-isti’dād liyawmi-r-rahīl (menyiapkan untuk kehidupan akhirat). Ya, disebut bertaqwa jika seseorang itu memberikan prioritas untuk kehidupan yang kekal.
Seperti yang digambarkan dalam sekian banyak ayat al-Qur’ān dan Hadis Nabi.
Tentu kita ingat adagium masyhur, man ‘arafa bu’da as-safari ista’adda, barangsiapa yang tahu jauhnya perjalanan, maka ia akan bersiap dengan bekal cukup.
Akhirat adalah perjalanan spiritual, yang harus kita siapkan dengan sebaiknya untuk mengahadapinya.
Ustadz KH. Hasan Abdullah Sahal sering mengingatkan, kita seringkali berpikir bagaimana hidup dengan baik, tapi lupa bagaimana mati dengan baik.***