Distribusi Pupuk-Alat Pertanian di Aceh Dipantau Satgassus Pencegahan Korupsi Bareskrim Polri, Ini Alasannya

- 27 Mei 2023, 10:35 WIB
ilustrasi Pupuk Subsidi: Bareskrim Polri Pantau Distribusi Pupuk di Aceh
ilustrasi Pupuk Subsidi: Bareskrim Polri Pantau Distribusi Pupuk di Aceh /

PortalMagetan.com - Distribusi pupuk subsidi dan bantuan alat dan mesin pertanian di Aceh Besar, Provinsi Aceh dipantau Satgassus Pencegahan Korupsi Bareskrim Polri.

Pemantauan distribusi pupuk dan alat pertanian ini dilakukan selama 23 Mei 2023 sampai 26 Mei 2023.

Hal itu dilakukan agar distribudi pupuk dan alat pertanian dapat tepat sasaran dan tak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan hingga menimbulkan kerugian negara.

“Adapun tujuan kegiatan ini agar distribusi pupuk subsidi dan bantuan alat dan mesin pertanian yang merupakan program Pemerintah melalui Kementerian Pertanian tepat sasaran, digunakan secara optimal dan tidak diselewengkan sehingga menyebabkan terjadinya kerugian keuangan negara,” ujar Herbert Nababan selaku anggota Satgassus Pencegahan Korupsi dalam keterangan tertulis. 

Baca Juga: Lowongan Kerja Management Trainee Agronomi dari Julong Group Indonesia untuk D3-S1, Cek Syarat-Cara Daftarnya

Ditambahkannya, pengambilan sampel pupuk subsidi juga dilakukan untuk diuji dan mengetahui apakah sesuai standar. Adapun petugas dari Kementerian Pertanian yang mengambil sampel pupuk subsidi adalah Ahmad Fajar.

Yudi Purnomo Harahap selaku anggota Satgassus lainnya menambahkan, dukungan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu tugas prioritas Polri dalam mendukung penuh program pemerintah.


Itulah sebabnya Kapolri memerintahkan secara khusus Satgassus Pencegahan Korupsi Mabes Polri untuk melakukan langkah-langkah pencegahan korupsi dan mengantisipasi adanya penyelewengan di bidang ketahanan pangan ini,

“Sebab, jika korupsi dan penyelewengan terjadi maka tentu akan mengganggu ketahanan pangan nasional kita,” jelasnya.

Usai kunjungan tersebut, Hotman Tambunan selaku ketua tim menyatakan, 38.700 petani berhak mendapat subisidi, 7.300 petani belum diaktifasi, dan 1.700 petani gagal melakukan aktifasi. Data itu berdasarkan aplikasi kartu tani digital (aplikasi REKANS).

Halaman:

Editor: Moh Eko Suprayitno

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x